Mengurus (Sendiri) Perpanjangan Pajak STNK di Depok

Setiap tahun, sudah menjadi kewajiban setiap warga negara yang baik untuk menunaikan pembayaran pajak. Jenis pajak yang harus dibayar oleh warga negara perorangan antara lain yang sudah saya alami sendiri (yg notabene masih menjadi karyawan) adalah PBB (pajak bumi dan bangunan), PPh (pajak penghasilan) dan PKB (pajak kendaraan bermotor). Untuk kedua pajak yang saya sebutkan diawal, biasanya cara pembayarannya lebih mudah dibandingkan dengan jenis pajak yang saya sebut terakhir.

Pertama untuk PBB, salah satu cara pembayarannya dilakukan dengan cukup mentransfer nilai wajib pajak ke rekening tertentu bank pemerintah. Jadi kalaupun ada antrian, adalah antrian di ATM :D.
Kedua adalah PPh, cara pembayarannya sudah ter-otomatisasi dari perhitungan penghasilan di kantor dan effort yang saya lakukan hanya mengisi formulir pajak yang di-update datanya setiap tahun.
Nah, yang terakhir, yaitu PKB memang perlu tambahan effort dalam pengurusan setiap tahunnya, mengapa begitu? mari simak sedikit cerita dari pengalaman saya selama ini.

Saya berdomisili di Depok, daerah Kelapa Dua Brimob tepatnya. Selama ini saya mengurus perpanjangan pajak STNK sendiri sejak tahun 2010-beda 1 tahun umurnya dengan motor Beat Biru saya :D-. Tahun 2010 s.d. 2011 saya mengurusnya di kantor SAMSAT Depok yang terletak di Jl.Merdeka Raya No.2 Depok II Tengah Depok Tlp 77824935 (sumber).

Pertama kali mengurus sendiri, Februari 2010, sempat terbayang keribetan birokrasi, tapi karena rasa ingin tau yang kuat dan keengganan membayar calo :D, saya tekadkan mengurus sendiri. Datanglah saya ke SAMSAT Depok, dan ternyata cukup mudah, karena terdapat papan penunjuk yang cukup jelas, dimana tempat menyerahkan berkas, membayar, dan mengambil berkas untuk perpanjangan STNK. Karena di SAMSAT Depok, adalah pusat segala pengurusan surat-surat kendaraan bermotor, maka loket yang tersedia cukup banyak, mulai dari urusan mutasi, perpanjangan, sampai baliknama. Adapun tempat cek fisik kendaraan berada tidak jauh dari gedung.

Di tahun kedua, awal 2011, saya masih mengurus di SAMSAT Depok. Namun ada perubahan yang cukup bagus, dimana sudah menggunakan nomor antrian seperti di bank. Nomor antrian pun diberikan pada saat masuk pintu, dan nomor tersebut menjadi penanda berkas yang di-submit. Dengan adanya nomor tersebut, sebagai pengantri, saya dapat memperhitungkan kapan berkas saya akan selesai di proses dan merasa tenang, tidak menunggu dengan khawatir berkas akan disalip oleh orang lain :D. Lalu terdapat cooler yang menyediakan air mineral gelas gratis bagi para pengantri.

Di tahun ini, 2012, saya googling apakah di Depok sudah menerapkan sistem seperti di Jakarta yang terdapat SAMSAT dengan mobil keliling, dimana bisa mengurus perpanjangan SIM dan pajak STNK di tempat-tempat mobil tersebut singgah. Sebenarnya sudah sejak tahun 2010 saya sudah googling, namun dari informasi yang saya dapat, SAMSAT keliling di depok belum konsisten, artinya kadang beroperasi. Jadi untuk meng-efisiensikan waktu dan meminimalisir resiko di dua tahun kemarin saya langsung ke SAMSAT Depok.

Akhirnya di tahun 2012 ini, setelah mantap dengan informasi yang di dapat lewat internet, saya menuju mobil keliling, yang beroperasi Sabtu kemarin di Margo City. Menembus hujan yang turun pagi itu saya masuk parkiran Margo City dan bertanya kepada petugas penjaga area parkir, dimanakah mobil samsat keliling tsb, karena kalau dari pintu masuk tidak terlihat. Petugas tersebut menjawab dengan menunjuk lokasinya, yaitu di sebelah utara, depan pintu Bank BCA. Bergegaslah saya kesana dengan masih menggunakan jas hujan dan helm sebagai pengganti payung, karena hujan masih mengguyur dan area outdoor.

Namun sesampainya disana dan bertanya kepada petugas, ternyata mobil keliling itu hanya melayani perpanjangan SIM. Ini jelas berbeda dengan mobil keliling yang beroperasi di Jakarta dimana kebanyakan melayani perpanjangan pajak STNK juga. Lalu petugas tersebut memberi informasi bahwa pelayanan STNK ada di Detos (Depok Town Square) di seberang Margo City. Memang dari informasi di internet saya juga menemukan info bahwa pelayanan samsat ada di Detos mulai dari jam 8, tapi logika saya menolak, karena saya berpikir, jam 8 mall tersebut biasanya belum buka, dan hari Sabtu itu waktu pengurusan pasti sempit, karena hanya buka setengah hari.

Akhirnya saya kembali ke parkiran dan bergegas menuju Detos. Sesampainya di Detos, sudah banyak orang yang mengerumuni gerai samsat tersebut. Kebanyakan dari mereka berdiri sehingga hampir menutupi kedua pintu dari outlet yang merupakan ruangan tertutup dengan dinding kaca. Karena diawal saya belum jelas, mana pintu masuk dan pintu keluar, maka saya pun mengintip dibalik kaca, dimana tempat penyerahan berkas. Ternyata dekat dengan 1 pintu dan saya simpulkan itu pintu masuknya. Lalu saya serahkan berkas saya yang terdiri dari 2 amplop karena saya memperpanjang untuk mobil dan motor dengan KTP yang sama.

Sambil menunggu saya dipanggil kembali untuk memperlihatkan KTP asli, saya menunggu diluar dimana terdapat bangku dan lowong, karena saya pikir panggilan pasti akan terdengar dari luar, seperti yang pernah saya alami di kantor SAMSAT depok yang memiliki pengeras suara dan terdengar sampai keluar gedung. Beberapa lama menunggu, saya tidak mendengar panggilan ke siapapun, namun pengantri keluar dari pintu ke-2, saya berasumsi berkas mereka telah selesai di proses dan mendapatkan kembali STNK yang sudah diperpanjang.

Akhirnya saya masuk kembali ruangan tersebut dan ikut berjejalan dengan pengantri lainnya, dibandingkan harus duduk dan tidak tenang berkasnya sudah diproses atau belum. Dari hal ini saya melihat beberapa perbedaan dengan kantor SAMSAT Depok, dan bisa menjadi poin perbaikan kedepannya demi kenyamanan bersama di gerai samsat Detos, yaitu :

  1. Tidak  adanya nomor antrian
  2. Tidak adanya pengeras suara dengan jangkauan sampai keluar

Kedua hal tersebut membuat ketidaknyamanan bagi pengantri maupun bagi petugas. Ruangan yang kecil dan adanya bangku pengantri di dalam, ditambah pengantri yang berdiri, menyebabkan petugas pun tidak leluasa melakukan tugasnya karena harus terdistorsi dengan perbincangan beberapa pengantri. Untuk pengantri sendiri, pasti lebih memilih duduk dan tidak berjejalan ketika menunggu, namun apa daya daripada harus menerima resiko tidak mendengar saat dipanggil, lebih baik berdiri dan berdesakan.

Saat ini gerai Samsat Detos memang sudah menjadi solusi mengurangi kepadatan pengurusan di Samsat Depok pusat. Namun fasilitas pelayanan masih harus diperbaiki demi menunjang kenyamanan dan efektifitas proses mengantri. O iya, pada saat mengantri, di loket kasir terdapat kertas yang berisi informasi bahwa, mulai tahun 2012, pengurusan Balik Nama BPKB ke Depok gratis biaya. Hal ini tentunya dapat meringankan biaya bagi warga yang memiliki kendaraan second dalam mengurus surat2 kendaraan dan untuk meningkatkan pendapatan daerah itu sendiri.

 

3 pemikiran pada “Mengurus (Sendiri) Perpanjangan Pajak STNK di Depok

Tinggalkan Balasan ke Blie Batalkan balasan